Sumber Kesaksian: Regina Grace
Luapan kebahagiaan bagi setiap orangtua adalah saat buah hati mereka dilahirkan. Akan tetapi, hal ini tidak dialami seutuhnya oleh keluarga Budi dan Yaya. Kesedihan melanda pasangan muda tersebut saat anak kedua mereka, Regina Grace lahir. Grace yang baru saja dilahirkan langsung terkena penyakit kuning. Ia harus dirawat di satu rumah sakit di Magelang namun ternyata pihak medis tidak mampu lagi menangani bayi tersebut dan meminta agar Grace dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap di kota Semarang.
Keadaan Grace yang baru lahir sangat mencemaskan bagi ibunya, Yaya. Saya pergi ke dokter, tidak tahunya bayi itu lahir dengan cepat tapi bayi saya harus langsung dirawat di rumah sakit. Sampai di rumah sakit Harapan Magelang, badan bayi saya sudah semakin kuning saja. Dua dokter yang menangani di sini mengatakan bahwa saya sudah terlambat membawa anak saya ke dokter karena sakit kuning anak saya sudah masuk ke darah. Dokter mengatakan bahwa anak saya dapat meninggal atau jika hidup maka anak saya akan menjadi idiot.
Ibu Nana, nenek Grace berupaya keras dalam mengupayakan kesehatan cucunya.
Kita ambil gerak cepat untuk membawa Grace ke Semarang karena dokternya mengatakan bahwa peralatan di Magelang tidak tersedia untuk dapat menolong Grace. Dokter menyarankan agar Grace dibawa ke Yokya atau Semarang, kita ambil keputusan saat itu untuk membawa Grace ke Semarang. Setelah dokter melihat darahnya, katanya hanya tinggal satu strip yang masuk ke otaknya, darah itupun telah meracuni tubuhnya.
Saya sebagai oma-nya tidak dapat berbuat apa-apa, saya hanya bisa menangis. Saat itu saya sempat komplain pada Tuhan dan berkata, kalau Tuhan mau mengambil cucu saya kenapa tidak dari kemarin-kemarin saja?. Mengapa tidak waktu lahir saja ia meninggal?. Waktu itu saya sempat ke Magelang dan menyertai proses kelahiran cucu saya. Jadi saya tahu proses pada saat cucu saya mulai tidak suka minum susu dan mulai menderita sakit. Tapi saya tidak tahu kalau sakit cucu saya ini termasuk penyakit yang berat.
Prof. Dr. Soemantri, seorang dokter spesialis anak mengatakan bahwa apa yang dialami Grace dapat disebabkan banyak hal. Adanya infeksi dapat menjadi kontribusi munculnya keadaan ini, penyebab lainnya ialah kesalahan kekurangan enzim dalam sel darah merah misalnya enzim G-6TD. Kekurangan enzim ini juga sangat berpengaruh pada timbulnya penyakit ini. Semua kekuningan ini dapat terus berkembang dan tentunya jika pasien dapat tertolong maka ada resiko yaitu penderita menjadi anak menjadi bodoh. Ini yang tidak dikehendaki sehingga harus diambil tindakan yang cepat. Dokter yang merujuk juga dinilai telah bertindak tepat.
Ibu Elisabeth, nenek Grace dari ayahnya juga turut berjuang melalui doa-doanya.
Saya melihat bayi yang masih kecil yang baru berusia beberapa hari dalam keadaan seperti itu, saya benar-benar tidak tahan dan sangat sedih. Saat itu saya berseru pada Tuhan : "Tuhan hanya Engkau satu-satunya yang dapat memberikan kekuatan. Biarlah saat ini kekuatan IllahiMu yang mengalir dan memberikan kuasa. Alirkanlah kuasaMu Tuhan. Saya percaya darahMu berkuasa menyembuhkan!". Saat itu saya mengingat apa yang pernah saya renungkan, apa yang pernah saya baca dalam Injil bahwa kuasa darah dan bilur Tuhan Yesus sanggup menghasilkan mujizat yang besar. Saya minta kuasa kesembuhan itu terjadi atas tubuh Grace. Saya tahu Tuhan punya rencana yang indah.
Keluarga ini mulai pasrah dengan Tuhan, seperti yang diungkapkan ibu Nana. Akhirnya saya pasrah pada Tuhan karena dokterpun menganjurkan kami untuk berdoa. Kalau saya tanya kondisi Grace, dokter selalu menjawab agar kami berdoa saja.
Tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh keluarga Budi dan Yaya selain berdoa kepada Tuhan Yesus. Dan lewat doa-doa tersebut, Tuhan Yesus menyatakan mujizatnya.
Pokoknya saya percaya Tuhan yang memberi mujizat. Saya percaya Tuhan pasti bisa. Suster-suster yang ada disana terheran-heran dengan kenyataan yang ada. Bayi berusia 9 hari biasanya tidak kuat menerima transfusi darah. Bayi-bayi lainnya biasanya meninggal dan begitu terus kejadiannya bila hal serupa itu terjadi. Tapi perawat begitu heran karena baru anak saya Grace yang dapat bertahan hidup setelah tranfusi darah itu terjadi.
Tuhan akhirnya memulihkan tubuh Grace secara sempurna. Penyakit yang sepertinya tidak ada harapan untuk disembuhkan, telah terangkat dengan kuasa Tuhan. Regina Grace kini tumbuh menjadi gadis cilik yang cantik, lucu dan sehat. Grace dan kakaknya Brenda menjadi buah hati dan karya nyata dari kuasa mujizat Tuhan lewat doa kedua orangtua mereka.
Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku! Namun tidak pernah aku mendesak kepada-Mu untuk mendatangkan malapetaka, aku tidak mengingini hari bencana! Engkaulah yang mengetahui apa yang keluar dari bibirku, semuanya terpampang di hadapan mata-Mu. (Yeremia 17:14,16)